MELARANG SYIAR HARI BESAR ISLAM
Oleh : Fastaghfiru ILallah
Sejak umat Islam lemah, sudah sering umat Islam dirugikan. Trend baru menggeser libur sekaligus melarang perayaaan hari besar Islam. Bisalah alasan pandemi, demi keamanan masyarakat. Cuma masyarakat antah berantah tentunya. Karena sebagian besar masyarakat beragama Islam.
Kalau kita tengok beberapa bulan yang lalu, libur tahun baru hijriah digeser, tidak perduli lagi bahwa hal itu termasuk perbuatan tercela dan sangat buruk yang dilakukan orang musyrik. Tidak perduli lagi kalau perbuatan itu tercela dan diabadikan Allah Swt dalam surah At-Taubah ayat 37. Bulan sekarang, libur maulid juga digeser, tidak perduli nilai historis yang terkandung.
Menggeser hari besar libur umat Islam sebenarnya bukan barang baru. Zaman kolonialisme Belanda masih berkuasa di Nusantara, libur pekan hari Jum'at digeser ke hari Ahad sekalian mengganti hari Ahad menjadi hari Minggu.
Libur hari raya pada hakikatnya bukan sekedar libur dan hari untuk rihlah berwisata. Libur hari raya sejatinya adalah libur dalam rangka konsentrasi dan fokus pada apa yang diperingati dalam kandungan agamanya.
Bagi umat Islam, Jum'at adalah hari untuk mempersiapkan ibadah. Libur hari Jum'at bukan semata untuk istirahat, tetapi agar lebih fokus dan khusyu' dalam sholat Jum'at. Ketika libur dipindahkan ke hari Minggu, sholat Jum'at seakan selingan kesibukan saat bekerja.
Pergeseran hari libur Jum'at ke Minggu adalah pemindahan satu hari besar ke hari besar yang lain. Semua tahu Minggu adalah hari besar dan hari ibadah penganut agama Kristen.
Dulu hari Jum'at, kemarin bulan Muharam, sekarang geser Maulid. Tidak ada jaminan suatu saat puasa ramadhan dan hari raya Idul Fitri dan Idhul Adha tidak digeser.
Mengeser hari raya bisa diperkirakan harinya, kita lihat nanti hari raya, puasa Ramadhan, hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha, Isra Mi'raj dan peringatan Hari Besar Islam lainnya.
Sedangkan diwaktu menjelang hari raya Kristen antara lain Natal, Paskah, Kenaikan Yesus, Pantekosta dll, harinya tidak mau digeser karena akan di anggap kadrun, intoleran, radikal, anti NKRI dsb.
Makin lama deislamisasi dan Islamphobia semakin berasa. Mungkin umat Islam dipersiapkan oleh Allah untuk berubah paradigmanya, dari paradigma sekuler menjadi paradigma berdasarkan Al Quran dan Sunah.
Sehingga umat ini akan siap menjadi aset kejayaan Islam yang akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
You must be logged in to post a comment.